๐Ÿฆญ Khotbah Kematian Seorang Ayah

Sudahbanyak tulisan mengenai kematian di dalam website ini, namun nyatanya topik perpisahan akibat kematian selalu mempunyai kisah tersendiri dalam kehidupan saya. Beberapa hari ini saya mendengar berita meninggalnya ayah seorang teman. Ada juga kematian anak ITB yang juga angkatan 2010. Perpisahan memang sesuatu yang menyakitkan. Pertama Wajib memahami makna hadis sesuai zahirnya, tanpa melakukan takwil dengan menyelewengkan maknanya. Kedua: Allah MahaKuasa atas segala sesuatu, termasuk menjadikan kematian bisa disembelih di akhirat kelak. Ketiga: Penduduk surga dan neraka akan kekal karena setelah itu tidak akan ada lagi kematian. Keempat: Hadis di atas menjadi dalil Seorangpria yang sedang berduka karena kematian ayahnya berkata, "Saya tidak hanya menangisi ayah saya, tetapi juga diri saya sendiri. Kematiannya berarti saya tidak akan pernah mendengar perkataan yang selalu ingin saya dengar darinya, yaitu bahwa ia bangga terhadap saya, bangga akan keluarga yang saya bina, dan bangga akan hidup yang saya PemimpinJemaat dan Pelayan. Pemimpin Jemaat (Gembala Sidang & Staf Penggembalaan) harus menjadi kepala keluarga yang baik. (I Timotius 3:4). Seorang pelayan Tuhan (diaken), haruslah suami dari satu istri, mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik. Karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik. (I Timotius 3:12-13). RenunganKhotbah Kristen Pemakaman Roma 14:8-9. DEAR PELANGI. Blog yang berbagi Spirit, Informasi dan Inspirasi melalui Firman Tuhan dan Suka Duka Kehidupan Seorang pendeta berkunjung ke sebuah biara di Gurun. Saat jam makan siang sang Pendeta bersama anggota biara yang mengantarnya menuju ke ruang makan. Tuhan Yesus telah mati, Dia kematianayah: yb08 9. kematian bayi perempuan: w08 15/7 10; w03 1/8 32. kematian dijelaskan: w98 1/7 4-5; didesak seorang Saksi Yehuwa untuk belajar Alkitab: berkhotbah di gereja berdasarkan khotbah di Balai Kerajaan: yb96 250. biarawan: yb16 62-63; yb92 162-163. Efesus6:4 memberikan peringatan dan pelajaran bagi para ayah. Apa peringatan bagi para ayah? Janganlah bangkitkan amarah didalam hati anak - anak mu. Frase ini berarti bukan membuat anakmu marah. Tetapi di bagian lain di kitab kolose 3:21 berkata jangan sakiti hati anakmu supaya jangan "tawar hati". RenunganKhotbah Tafsir II Samuel 12:16-23 Segera pandangkan hati dan pikiran kita ke atas Anakku Mati โ€” Mendengar kabar duka hari ini, sempat terbersit satu pertanyaan "Tidak seharusnya seorang ayah atau seorang ibu pergi untuk menguburkan anak mereka." Buat saya ungkapan ini adalah ungkapan hati yang mau berkata kepada Tuhan, "Tuhan Tertullianus seorang tokoh Gereja berkata begini : "Darah para martyr adalah benih bagi Gereja". Rasul Paulus dan rasul - rasul lainnya telah menjadi martyr dalam Pekabaran Injil pada abad - abad pertama. Mereka disebut martyr karena telah memberi seluruh kehidupan mereka sampai mati demi Pekabaran Injil. Ada yang mati disalibkan terbalik. v1NZ. Khotbah Kristen Kejadian 37 1-36 Ayah yang berfungsi dalam keluarga Khotbah Kristen Kejadian 37 1-36. Saya tidak tahu apakah Anda bangga dengan ayah Anda, apakah Anda mengagumi ayah Anda? Alkitab mencatat kisah seorang ayah yang tidak berfungsi di dalam keluarganya yaitu yakub. Apa buktinya? Yakub pilih kasih terhadap anak-anaknya kejadian 373 Seorang bapak yang baik seharusnya tidak pilih kasih, tidak memeda-bedakan anak. Seharusnya dia mengasihi seluruh anaknya. Oleh karena kecemburuan itu timbullah kebencian diantara anak-anaknya, pertikaian diantara keluarganya. Namun sayangnya yusuf tidak mau ikut campur akan permasalahan di keluarganya ini. Yakub menutup mata terhadap pertikaian keluarganya. Ada banyak ayah sekarang ini yang tidak berfungsi dalam keluarga. Ayah yang diam saja, tidak menyelesaikan masalah. Ayah yang tidak memberikan didikan kepada anaknya. Ayah yang otoriter. Ayah yang menelantarkan anaknya. Kegagalan seorang ayah menjalankan fungsi sebagai bapa mengakibatkan banyak anak yang hidupnya menyimpang. Terlibat narkoba, seks bebas, salah pergaulan, dsb. Kehadiran ayah secara fisik dan emosi sangat dibutuhkan dalam keluarga. Lalu apa yang harus dilakukan seorang ayah? Seorang ayah harus menyediakan waktu untuk keluarga. Waktu untuk istri, untuk anak, berkumpul, ngobrol, bermain bersama dan memiliki family time yang berkualitas. Tunjukkanlah perhatian yang sungguh-sungguh kepada anak dan istri. Bangun hubungan yang intim dengan istri dan anak. Berikan disiplin dan pujian. Sebagai seorang ayah harus lembut dan tegas. Anak salah harus di disiplin. Begitu pula pujian juga harus diberikan untuk memberikan motivasi kepada anak. Cintai dan hargai istri didepan anak. Jangan rendahkan dia. Cintai dia dengan sepenuh hati. Kalau bertengkar jangan didepan anak. Menjadi contoh yang dapat diteladani. Ayah adalah teladan bagi seorang anak. Buanglah kebiasaan-kebiasaan buruk mu agar anakmu dapat meneladani apa yang baik dari ayahnya. Ketika kita tidak menemukan figur bapa di dunia ini. Ingatlah bahwa bapa di surga adalah bapa yang mengasihi kita dan Dia adalah figur yang sempurna untuk menjadi teladan bagi kita. Pengkhotbah Pdt. Jhonny S. Wihu Khotbah Kristen Kejadian 37 1-36 Ayah yang berfungsi dalam keluarga Baca juga Khotbah Kristen Galatia 614 Bermegah Dalam Salib Kristus Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA. Khutbah Pertama ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏูŽ ู„ูู„ู‘ูŽู‡ูุŒ ู†ูŽุญู’ู…ูŽุฏูู‡ู ูˆูŽู†ูŽุณู’ุชูŽุนููŠู†ูู‡ู ูˆูŽู†ูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑูู‡ู ูˆูŽู†ูŽุชููˆุจู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ูุŒ ูˆู†ุนูˆุฐู ุจุงู„ู„ู‡ู ู…ูู†ู’ ุดูุฑููˆุฑู ุฃูŽู†ู’ููุณูู†ูŽุงุŒ ูˆู…ูู†ู’ ุณูŽูŠู‘ูุฆูŽุงุชู ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ูู†ูŽุงุŒ ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽู‡ู’ุฏูู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ููŽู„ูŽุง ู…ูุถูู„ู‘ูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูุถู’ู„ูู„ู’ ููŽู„ูŽุง ู‡ูŽุงุฏููŠูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠูƒูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูู‡ูุŒ ู„ูŽุง ู†ูŽุจููŠู‘ูŽ ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ู ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽู…ููˆุชูู†ู‘ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู†ูŽ ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุฃูŽุตู’ุฏูŽู‚ูŽ ุงู„ู’ุญูŽุฏููŠู’ุซู ูƒูุชูŽุงุจู ุงู„ู„ู‡ูุŒ ูˆูŽุฎูŽูŠู’ุฑูŽ ุงู„ู’ู‡ูุฏูŽู‰ ู‡ุฏู‰ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ู ูˆูŽุณู„ู‘ูŽู…ุŒ ูˆูŽุดูŽุฑู‘ูŽ ุงู„ุฃูู…ููˆุฑู ู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุงุชูู‡ูŽุงุŒ ูˆูŽูƒูู„ู‘ูŽ ู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุฉู ุจูุฏู’ุนูŽุฉูŒุŒ ูˆูŽูƒูู„ู‘ูŽ ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุถูŽู„ูŽุงู„ุฉูŒุŒ ูˆูŽูƒูู„ู‘ูŽ ุถูŽู„ูŽุงู„ูŽุฉู ูููŠ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู ู…ูŽุนูŽุงุดูุฑูŽ ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู†ูŽุŒ ุฃููˆู’ุตููŠู’ูƒูู… ูˆูŽู†ูŽูู’ุณููŠ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ุŒ ููŽู‚ูŽุฏ ููŽุงุฒูŽ ุงู„ู’ู…ูุชู‘ูŽู‚ููˆู’ู†ูŽ Sesungguhnya di antara kewajiban yang ditekankan oleh Allah ๏ทป dengan penekanan yang tegas adalah berbakti kepada ayah. Sebagian orang hanya fokus untuk berbakti kepada Ibu, tentu ini hal yang sangat baik. Namun, yang jadi permasalahan adalah mereka lalai dan lupa untuk berbakti kepada Ayah. Padahal Nabi Muhammd ๏ทบ telah bersabda, ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ูˆูŽู…ูŽุงู„ููƒูŽ ู„ูุฃูŽุจููŠู’ูƒูŽ โ€œSesungguhnya engkau dan hartamu adalah milik ayahmu.โ€[1] Dalam sebagian riwayatnya -dengan sanad yang lemah- disebutkan, Dari Jabir bin Abdillah ia berkata, ุฌูŽุงุกูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูุŒ ุฅูู†ู‘ูŽ ุฃูŽุจููŠ ุฃูŽุฎูŽุฐูŽ ู…ูŽุงู„ููŠุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู„ูู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ุงุฐู’ู‡ูŽุจู’ุŒ ููŽุงุฆู’ุชูู†ููŠ ุจูุฃูŽุจููŠูƒูŽุŒ ููŽู†ูŽุฒูŽู„ูŽ ุฌูุจู’ุฑููŠู„ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูŠูู‚ู’ุฑูุฆููƒูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ูŽุŒ ูˆูŽูŠูŽู‚ููˆู„ู ุฅูุฐูŽุง ุฌูŽุงุกูŽูƒูŽ ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุฎูุŒ ููŽุณูŽู„ู’ู‡ู ุนูŽู†ู’ ุดูŽูŠู’ุกู ู‚ูŽุงู„ูŽู‡ู ูููŠ ู†ูŽูู’ุณูู‡ู ู…ูŽุง ุณูŽู…ูุนูŽุชู’ู‡ู ุฃูุฐูู†ูŽุงู‡ูุŒ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุฌูŽุงุกูŽ ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุฎู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู…ูŽุง ุฒูŽุงู„ูŽ ุงุจู’ู†ููƒูŽ ูŠูŽุดู’ูƒููˆูƒูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽูƒูŽ ุชูŽุฃู’ุฎูุฐู ู…ูŽุงู„ูŽู‡ูุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽู„ู’ู‡ู ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูุŒ ู‡ูŽู„ู’ ุฃูู†ู’ููู‚ูู‡ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุฅูุญู’ุฏูŽู‰ ุนูŽู…ู‘ูŽุงุชูู‡ู ุฃูŽูˆู’ ุฎูŽุงู„ูุงุชูู‡ู ุฃูŽูˆู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ู†ูŽูู’ุณููŠุŸ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฅููŠู‡ูุŒ ุฏูŽุนู’ู†ูŽุง ู…ูู†ู’ ู‡ูŽุฐูŽุงุŒ ุฃูŽุฎู’ุจูุฑู’ู†ููŠ ุนูŽู†ู’ ุดูŽูŠู’ุกู ู‚ูู„ู’ุชูŽู‡ู ูููŠ ู†ูŽูู’ุณููƒูŽุŒ ู…ูŽุง ุณูŽู…ูุนูŽุชู’ู‡ู ุฃูุฐูู†ูŽุงูƒูŽุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุฎู ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽุง ูŠูŽุฒูŽุงู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูŠูุฒููŠุฏูู†ูŽุง ุจููƒูŽ ูŠูŽู‚ููŠู†ู‹ุงุŒ ู‚ูู„ู’ุชู ูููŠ ู†ูŽูู’ุณููŠ ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง ู…ูŽุง ุณูŽู…ูุนูŽุชู’ู‡ู ุฃูุฐูู†ูŽุงูŠูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูู„ู’ุŒ ูˆูŽุฃูŽู†ูŽุง ุฃูŽุณู’ู…ูŽุนู. ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูู„ู’ุชู โ€œDatang seseorang kepada Rasulullah ๏ทบ lalu berkat, Wahai Rasulullah sesungguhnya ayahku telah mengambil hartakuโ€™. Maka Rasulullah ๏ทบ berkata kepadanya, Pergilah dan bawalah ayahmu kepadakuโ€. Maka turunlah Jibril kepada Nabi ๏ทบ lalu berkata Sesungguhnya Allah mengirim salam kepadamu dan berkata Jika ayahnya datang maka tanyakanlah kepadanya tentang sesuatu yang terbesit di hatinya namun belum didengar oleh kedua telinganya karena belum terucapkanโ€™. Maka tatkala sang ayah -yang sudah tua- datang, maka Nabi ๏ทบ berkata kepadanya, Anakmu terus mengeluhkan dirimu, engkau telah mengambil hartanya?โ€™ Orang tua itu berkata, Tanyakan kepadanya wahai Rasulullah, apakah aku menyalurkan hartanya tersebut untuk salah satu tantenya atau bibinya atau untuk diriku?โ€™ Maka Nabi ๏ทบ berkata, Lupakanlah hal itu, ceritakan kepadaku tentang sesuatu yang kau ucapkan dalam hatimu dan tidak didengar oleh kedua telingamu!โ€™. Orang tua itu berkata, Demi Allah wahai Rasulullah, Allah senantiasa menambahkan kepada kami keyakinan terhadap dirimu. Aku berkata dalam hatiku sesuatu yang belum didengar oleh kedua telingakuโ€™. Nabi ๏ทบ berkata, Ucapkanlah, dan aku akan mendengarnya!โ€™ Orang itu berkata, Aku berkata ุบูŽุฐูŽูˆู’ุชููƒูŽ ู…ูŽูˆู’ู„ููˆุฏู‹ุง ูˆูŽู…ูู†ู’ุชููƒูŽ ูŠูŽุงููุนู‹ุง โ€ฆ ุชูุนูŽู„ู‘ู ุจูู…ูŽุง ุฃูŽุฌู’ู†ููŠ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุชูŽู†ู’ู‡ูŽู„ู โ€œAku yang mengasuhmu ketika kau lahir, dan aku yang memeliharamu memenuhi kebutuhanmu ketika kau remaja. Semua jerih payahku engkau minum dan kau reguk sepuasmu.โ€ ุฅูุฐูŽุง ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉูŒ ุถูŽุงููŽุชู’ูƒูŽ ุจูุงู„ุณู‘ูู‚ู’ู…ู ู„ูŽู…ู’ ุฃูŽุจูŽุชู’ โ€ฆ ู„ูุณูู‚ู’ู…ููƒูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุณูŽุงู‡ูุฑู‹ุง ุฃูŽุชูŽู…ูŽู„ู’ู…ูŽู„ู โ€œBila engkau sakit di malam hari, maka aku tidak bisa tidur lantaran sakit yang kau derita, aku resah dan gelisah tidak bisa tidur karena sedih dan kawatirโ€ฆโ€ ุชูŽุฎูŽุงูู ุงู„ุฑู‘ูŽุฏูŽู‰ ู†ูŽูู’ุณููŠ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ูŽุง โ€ฆ ู„ูŽุชูŽุนู’ู„ูŽู…ู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุชูŽ ูˆูŽู‚ู’ุชูŒ ู…ูุคูŽุฌู‘ูŽู„ู โ€œAku mengkhawatirkan jiwamu disambar maut, padahal aku tahu bahwa kematian itu ada ajalnya.โ€ ูƒูŽุฃูŽู†ู‘ููŠ ุฃูŽู†ูŽุง ุงู„ู’ู…ูŽุทู’ุฑููˆู‚ู ุฏููˆู†ูŽูƒูŽ ุจูุงู„ู‘ูŽุฐููŠ โ€ฆ ุทูุฑูู‚ู’ุชูŽ ุจูู‡ู ุฏููˆู†ููŠ ููŽุนูŽูŠู’ู†ูŽุงูŠูŽ ุชูŽู‡ู’ู…ูŽู„ู โ€œโ€ฆseakan-akan akulah yang sedang sakit, bukan engkau yang sakit, maka kedua mataku tak kuasa mengalirkan air mata.โ€ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽู„ูŽุบู’ุชูŽ ุงู„ุณู‘ูู†ู‘ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุบูŽุงูŠูŽุฉูŽ ุงู„ู‘ูŽุชููŠ โ€ฆ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ู…ูŽุฏูŽู‰ ู…ูŽุง ูููŠูƒูŽ ูƒูู†ู’ุชู ุฃูุคูŽู…ู‘ูŽู„ู โ€œTatkala engkau telah mencapai dewasa dan menggapai apa yang kau cita-citakan, yang dahulu itulah yang kuharapkan darimuโ€ฆโ€ ุฌูŽุนูŽู„ู’ุชูŽ ุฌูŽุฒูŽุงุฆููŠ ุบูู„ู’ุธูŽุฉู‹ ูˆูŽููŽุธูŽุงุธูŽุฉู‹ โ€ฆ ูƒูŽุฃูŽู†ู‘ูŽูƒูŽ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุงู„ู’ู…ูู†ู’ุนูู…ู ุงู„ู’ู…ูุชูŽููŽุถู‘ูู„ู โ€œโ€ฆengkau membalas budi baikku dengan sikap keras dan kata-kata kasar, seakan-akan engkaulah yang telah berjasa dan telah berbuat baik kepadaku.โ€ ููŽู„ูŽูŠู’ุชูŽูƒูŽ ุฅูุฐู’ ู„ูŽู…ู’ ุชูŽุฑู’ุนูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุฃูุจููˆู‘ูŽุชููŠ โ€ฆ ูƒูŽู…ูŽุง ูŠูŽูู’ุนูŽู„ู ุงู„ู’ุฌูŽุงุฑู ุงู„ู’ู…ูุฌูŽุงูˆูุฑู ุชูŽูู’ุนูŽู„ู โ€œSeandainya engkau tidak memedulikan hakku sebagai seorang ayah anggaplah aku seperti tetanggamu, sikapilah aku sebagaimana seorang bersikap baik kepada tetangganya.โ€ ููŽู€ุจูŽูƒูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽุŒ ูˆูŽุฃูŽุฎูŽุฐูŽ ุจูุชูŽู€ู„ู’ุจููŠู’ุจู ุงุจู’ู†ูู‡ูุŒ ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ูˆูŽู…ูŽุงู„ููƒูŽ ู„ูุฃูŽุจููŠูƒูŽ โ€œMaka Rasulullah ๏ทบ menangis dan memegang kerah dada baju anaknya dan beliau berkata, Engkau dan hartamu adalah milik ayahmuโ€™.โ€[2] Maโ€™asyiral muslimin, sungguh agung hak seorang ayah. Haknya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Renungkanlah sabda Nabi Muhammad ๏ทบ, โ€œEngkau yaitu diri dan jiwamu, tubuh dan ragamu dan hartamu adalah milik ayahmu.โ€ Meski pujian setinggi langit, dan puisi indah yang terangkai, tetap tidak bisa membalas hak ayahmu yang begitu agung. Dialah sosok yang menjadi tumpuanmu tatkala engkau masih kecil dan tatkala engkau remaja. Ketika semua orang di sekelingmu meninggalkanmu dan tidak memedulikanmu, dialah fondasi dalam keluarga, dialah tanda ketenteraman dan keamanan dalam keluarga. Ayah adalah cahaya di keluarga, kehadirannya selalu diharapkan, canda dan tawanya adalah penghias kehidupan, pelukannya dan kasih sayangnya pelita kehidupan. Memandangnya mendatangkan kebahagiaan, kepergiannya membawa kesedihan. Ayahmu, dialah sosok yang telah berkorban untuk keluarga. Dialah yang telah berusaha terus membimbingmu tanpa lelah, dialah yang selalu mengharapkan kebaikanmu dengan penuh ketulusan. Ayahmu, dialah yang selalu memberikan kepadamu tanpa pelit sama sekali, tanpa perhitungan kepadamu, yang penting engkau bisa tertawa, yang penting engkau bisa tersenyum. Ia mengorbankan waktunya hanya untukmu, ia mengorbankan dirinya untuk menebus kebahagiaanmu. Dialah ayah, dialah ayah yang Rabbul alamin telah mewasiatkanmu untuk berbakti kepadanya, untuk berbuat yang terbaik baginya. ๏ดฟูˆูŽูˆูŽุตู‘ูŽูŠู’ู†ูŽุง ุงู„ู’ุฅูู†ุณูŽุงู†ูŽ ุจููˆูŽุงู„ูุฏูŽูŠู’ู‡ู ุญูŽู…ูŽู„ูŽุชู’ู‡ู ุฃูู…ู‘ูู‡ู ูˆูŽู‡ู’ู†ู‹ุง ุนูŽู„ูŽู‰ ูˆูŽู‡ู’ู†ู ูˆูŽููุตูŽุงู„ูู‡ู ูููŠ ุนูŽุงู…ูŽูŠู’ู†ู ุฃูŽู†ู ุงุดู’ูƒูุฑู’ ู„ููŠ ูˆูŽู„ููˆูŽุงู„ูุฏูŽูŠู’ูƒูŽ ุฅูู„ูŽูŠู‘ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุตููŠุฑู๏ดพ โ€œDan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.โ€ QS. Luqman 14 Wahai yang hendak meraih surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang ingin meraih kenikmatan yang sempurna dan abadi, di hadapanmu ada pintu surga yang terbuka lebar, dialah ayahmu. Nabi Muhammad ๏ทบ bersabda, ุงู„ู’ูˆูŽุงู„ูุฏู ุฃูŽูˆู’ุณูŽุทู ุฃูŽุจู’ูˆูŽุงุจู ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉูุŒ ููŽุงุญู’ููŽุธู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฐูŽู„ููƒูŽ ุฅูู†ู’ ุดูุฆู’ุชูŽ ุฃูŽูˆู’ ุฏูŽุนู’ู‡ู โ€œAyah adalah pintu surga yang paling tengah, maka jagalah pintu tersebut jika kau mau, atau tinggalkan pintu tersebut.โ€[3] Berbakti kepada ayah merupakan sebab diterimanya amal saleh. Allah ๏ทป berfirman tentang orang-orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, ๏ดฟุฃููˆู„ูŽุฆููƒูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ู†ูŽุชูŽู‚ูŽุจู‘ูŽู„ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ู’ ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ูŽ ู…ูŽุง ุนูŽู…ูู„ููˆุง ูˆูŽู†ูŽุชูŽุฌูŽุงูˆูŽุฒู ุนูŽู† ุณูŽูŠู‘ูุฆูŽุงุชูู‡ูู…ู’ ูููŠ ุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจู ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู ูˆูŽุนู’ุฏูŽ ุงู„ุตู‘ูุฏู’ู‚ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠููˆุนูŽุฏููˆู†ูŽ๏ดพ โ€œMereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan, dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka bersama penghuni-penghuni surga sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.โ€ QS Al-Ahqaf 16 Menjadikan ayah rida adalah sebab meraih keridaan Allah ๏ทป, sebab menggapai surga, sebab menjauhkan kemurkaan Allah ๏ทป. Nabi Muhammad ๏ทบ bersabda, ุฑูุถูŽุง ุงู„ุฑู‘ูŽุจู‘ู ูููŠู’ ุฑูุถูŽุง ุงู„ู’ูˆูŽุงู„ูุฏู ูˆูŽุณูŽุฎูŽุทู ุงู„ุฑู‘ูŽุจู‘ู ูููŠู’ ุณูŽุฎูŽุทู ุงู„ู’ูˆูŽุงู„ูุฏู โ€œKeridaan Allah berada pada keridaan ayah, dan kemurkaan Allah berada pada kemurkaan ayah.โ€[4] Wahai hamba Allah, renungkanlah kedudukan ayahmu, besarnya jasa ayahmu kepadamu. Ayahmu, engkau adalah setetes air maninya, engkau adalah belahan dirinya. Betapa banyak harapan yang ia harapkan darimu. Jangan kau tanya tentang besarnya kegembiraan atau tingginya kebahagiaan yang meliputinya tatkala ia dikabari bahwa ibumu hamil mengandungmu. Ia begitu gembira sementara engkau masih dalam perut ibumu, engkau masih belum keluar di dunia ini. Semakin bertambah umurmu, semakin berlalu bulan demi bulan, maka semakin besar penantiannya menantimu, semakin sayang kepada ibumu karena engkau dalam kandungannya. Kerinduan semakin meliputinya menanti saat-saat kelahiranmu. Ia menghitung hari dan malam menanti pertemuan yang indah denganmu, betapa besar harapan yang ia gantungkan pada dirimu, betapa banyak angan-angan yang berputar di benaknya. Tatkala tiba saat engkau akan keluar dari perut ibumu, tatkala ibumu menghadapi kesakitan luar biasa, ayahmu juga merasakan beratnya penderitaan ibumu. Ayahmu berdoa dengan penuh cemas dan kegelisahan agar Allah meringankan penderitaan ibumu, berdoa agar engkau keluar dengan selamat. Hingga tatkala ia mendengar tangisanmu, teriakanmu, ia pun tak kuasa mengalirkan air mata kebahagiaan, ia terlalu terharu melihatmu, kasih sayang yang tiada tara kepadamu mengalir di lubuk hatinya. Ia begitu gembira melihatmu, wajahnya berseri-seri tatkala memandangmu. Jangan kau tanya tentang cintanya kepadamu, jangan kau tanya tentang sayangnya terhadap dirimu. Itulah hari bersejarah yang tidak akan terlupakan dalam ingatan ayahmu. Sejarah kebahagiaan pertemuan denganmu. Kemudian terus bertambah hari, bertambah pula kasih sayangnya kepadamu, hingga jadilah engkau adalah nomor satu, prioritas utama dalam kehidupannya. Jadilah engkau yang dilayani di siang dan malamnya, pikirannya selalu bersamamu, hatinya selalu bersamamu, engkaulah yang selalu ia tanyakan. Ia bergembira tatkala melihat senyumanmu, ia begitu gelisah dan resah jika engkau menangis apalagi sakit. Ia tidak ingin engkau tersakiti sedikit pun. Hatinya akan teriris-iris jika mendengar tangisan sakitmu. Malam-malam ia lalui dengan begadang karena gelisah memikirkanmu, betapa sering matanya tak kuasa menahan aliran air mata karena kawatir akan kesehatanmu. Tatkala engkau semakin besar, pandangannya kepadamu semakin penuh harapan. Semua keinginanmu dipenuhi, cita-citamu selalu ia perjuangkan. Ia bahagia dengan bahagianya dirimu, dan ayahmu sedih jika engkau bersedih. Betapa banyak air matamu yang terhapus dengan pelukannya. Betapa banyak kegelisahan dalam hatimu yang ia hilangkan dengan belaiannya. Ia bekerja untukmu tak kenal lelah, keringat bercucuran dari peluhnya tidak ia pedulikan. Hingga tatkala engkau menjadi seorang pemuda, jadilah dirimu adalah kebanggaannya. Engkau diceritakan di sana dan di sini, ia gembira dengan keberhasilanmu, ia bahagia melihat derap langkah kakimu. Tahun-tahun berlalu, inilah hasil perjuangannya mendidikmu selama ini. Jerih payahnya yang penuh dengan kesulitan dan penderitaan demi memperjuangkan kebahagiaanmu. Betapa banyak kesedihan yang ia lalui tatkala mendidikmu, di mana engkau dahulu membangkangnya. Betapa banyak gelas-gelas air mata pilu yang harus diminumnya ketika engkau nakal dan melawannya. Memang ia pernah memarahimu, tapi itu semua karena rasa sayang kepadamu. Mungkin ia pernah menjewermu dan membentakmu, akan tetapi semua itu karena kawatir akan dirimu. Ia melawan kerasnya kehidupan, bertarung mencari nafkah, semuanya demi kebahagiaanmu, demi untuk melihat senyumanmu. Betapa sering engkau memintanya untuk membelikan sesuatu, sementara engkau tidak tahu kondisinya yang begitu berat sedang ia hadapi, namun ia tidak mengutarakannya kepadamu. Engkau tidak peduli dengan dirinya, akan tetapi ia begitu memedulikanmu. Baginya yang penting kebutuhan sekolahmu, kebutuhan kuliah dan pendidikanmu terpenuhi. Ia tidak peduli meski harus berutang, ia tidak peduli meski harus dimaki dan dihina orang, semua itu demi dirimu. Betapa sering ia bangun di tengah gelapnya malam untuk mendoakanmu, sementara engkau tidak tahu, engkau sedang tidur pulas dalam impianmu. Betapa sering air matanya mengalir memohon kepada Yang Kuasa seraya ia berkata, โ€œYa Rabb, yang penting anakku menjadi anak yang berhasil, yang menggapai cita-citanyaโ€ฆโ€, sementara engkau tidak tahu. Lihatlah, ia harus keluar di pagi hari untuk bekerja demi membahagiakanmu. Ia harus pulang di malam hari dan tidak sempat istirahat. Ia bersafar menempuh jarak yang begitu jauh, rintangan dan bahaya ia lalui tanpa mengenal lelah, semuanya agar engkau bisa tersenyum, karena ia tak kuasa jika melihatmu sedih dan menangis. Ia membanting tulang untuk membangun rumah bagimu agar engkau bisa hidup nyaman, ia berkeluh keringat agar engkau bisa makan yang enak, ia menahan penderitaan pekerjaan agar engkau bisa lulus dalam pendidikanmu. Itulah ayahmu, itulah ayahmu, itulah perjuangannya, itulah pengorbanannya. Ia memberikan kepadamu segala sesuatu dan ia tidak meminta upah darimu. Ia berusaha semaksimal mungkin untukmu, sementara ia tidak pernah menanti darimu ucapan terima kasih. Ia telah berbuat banyak kebaikan untukmu, yang engkau tidak melihatnya. Ia berbakti kepadamu dengan pengorbanan yang tidak akan pernah bisa engkau balas. Maka taatlah kepada Rabbul alamin yang memerintahkanmu untuk taat kepada ayahmu, yang memerintahkanmu untuk berbakti kepadanya. Sungguh durhaka kepadanya adalah dosa besar. Menyakiti hati ayahmu adalah bencana bagimu, membuatnya marah atau menangis adalah malapetaka bagimu. Allah ๏ทป berfirman, ๏ดฟูˆูŽู‚ูŽุถูŽู‰ ุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ุฃูŽู„ู‘ูŽุง ุชูŽุนู’ุจูุฏููˆุง ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฅููŠู‘ูŽุงู‡ู ูˆูŽุจูุงู„ู’ูˆูŽุงู„ูุฏูŽูŠู’ู†ู ุฅูุญู’ุณูŽุงู†ู‹ุง ุฅูู…ู‘ูŽุง ูŠูŽุจู’ู„ูุบูŽู†ู‘ูŽ ุนูู†ุฏูŽูƒูŽ ุงู„ู’ูƒูุจูŽุฑูŽ ุฃูŽุญูŽุฏูู‡ูู…ูŽุง ุฃูŽูˆู’ ูƒูู„ูŽุงู‡ูู…ูŽุง ููŽู„ูŽุง ุชูŽู‚ูู„ ู„ู‘ูŽู‡ูู…ูŽุง ุฃููู‘ู ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽู†ู’ู‡ูŽุฑู’ู‡ูู…ูŽุง ูˆูŽู‚ูู„ ู„ู‘ูŽู‡ูู…ูŽุง ู‚ูŽูˆู’ู„ู‹ุง ูƒูŽุฑููŠู…ู‹ุงุŒ ูˆูŽุงุฎู’ููุถู’ ู„ูŽู‡ูู…ูŽุง ุฌูŽู†ูŽุงุญูŽ ุงู„ุฐู‘ูู„ู‘ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽุฉู ูˆูŽู‚ูู„ ุฑู‘ูŽุจู‘ู ุงุฑู’ุญูŽู…ู’ู‡ูู…ูŽุง ูƒูŽู…ูŽุง ุฑูŽุจู‘ูŽูŠูŽุงู†ููŠ ุตูŽุบููŠุฑู‹ุง๏ดพ โ€œDan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan โ€œahโ€, dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecilโ€™.โ€ QS. Al-Israโ€™23-24 ุฃูŽู‚ูŒูˆู„ู ู‚ูŽูˆู’ู„ููŠ ู‡ูŽุฐูŽุง ูˆูŽุงูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑู ุงู„ู„ู‡ูŽ ู„ููŠ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูุณูŽุงุฆูุฑู ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ู…ูู†ู’ ูƒูู„ู‘ู ุฐูŽู†ู’ุจู ูˆูŽุฎูŽุทููŠุฆูŽุฉู ููŽุฃูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑูู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุบูŽูููˆุฑู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู…ู Khutbah Kedua ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฅูุญู’ุณูŽุงู†ูู‡ูุŒ ูˆูŽุงู„ุดู‘ููƒู’ุฑู ู„ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุชูŽูˆู’ูููŠู‚ูู‡ู ูˆูŽุงู…ู’ุชูู†ูŽุงู†ูู‡ุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู† ู„ูŽุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠูƒูŽ ู„ูŽู‡ู ุชูŽุนู’ุธููŠู…ู‹ุง ู„ูุดูŽุฃู’ู†ูู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูู‡ู ุงู„ุฏู‘ูŽุงุนููŠ ุฅูู„ูŽู‰ ุฑูุถู’ูˆูŽุงู†ูู‡ูุŒ ุฃูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ูู‰ ุนูŽู„ูŽูŠู‡ู ูˆุนูŽู„ูŽ ุฃูŽู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ูˆูŽุฅูุฎู’ูˆูŽุงู†ูู‡ู Maโ€™asyiral muslimin, berbakti kepada ayah adalah wajib setiap saat dan di mana pun, akan tetapi semakin ditekankan tatkala ayah di masa tuanya, tatkala rambutnya telah memutih, tatkala jari-jarinya mulai gemetar, tatkala jalannya mulai tertatih-tatih, tatkala penyakit mulai meliputinya. Masa kuatnya telah sirna, telah ia habiskan demi membahagiakanmu. Maka saatnya engkau menyambutnya dengan penuh kasih sayang, dengan penuh kerendahan. Ingat perintah Rabbmu, ๏ดฟูˆูŽุงุฎู’ููุถู’ ู„ูŽู‡ูู…ูŽุง ุฌูŽู†ูŽุงุญูŽ ุงู„ุฐู‘ูู„ู‘ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽุฉู๏ดพ โ€œDan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan.โ€ QS. Al-Israโ€™ 24 Janganlah kau jalan di hadapannya, janganlah kau duduk sebelum ia duduk. Sambutlah ia dengan wajah senyum berseri-seri, isilah sisa umurnya dengan membahagiakannya. Berbanggalah dengan bisa melayaninya, cari-cari tahu kebutuhannya agar engkau bisa memenuhinya. Jaga perasaannya jangan sampai ia meminta kepadamu, tapi penuhilah sebelum ia memintanya. Berikan kepadanya hadiah, doakan selalu dirinya, Senandungkanlah selalu doamu, ๏ดฟุฑู‘ูŽุจู‘ู ุงุฑู’ุญูŽู…ู’ู‡ูู…ูŽุง ูƒูŽู…ูŽุง ุฑูŽุจู‘ูŽูŠูŽุงู†ููŠ ุตูŽุบููŠุฑู‹ุง๏ดพ โ€œWahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.โ€ QS. Al-Israโ€™ 24 Ciumlah tangannya. Sadarilah bahwa itulah tangannya yang telah hilang kekuatannya karena bekerja demi kebahagiaanmu. Ciumlah keningnya, dan sadarilah bahwa itulah kening yang dahulu sering berkerut memikirkan keberhasilanmu. Pijit kedua kakinya yang telah hilang kekukuhannya di masa muda untuk bekerja memenuhi kebutuhanmu. Sungguh ini kesempatanmu yang tidak akan pernah terulang. Demi Allah akan datang suatu masa engkau tidak lagi melihat ayahmu, pintu surga yang selama ini bisa kau buka telah diangkat oleh Allah. Jika ayahmu telah tiada, maka engkau tidak bisa lagi memijitnya, engkau tidak bisa lagi memberi hadiah kepadanya, tidak bisa lagi membawakan makanan kesukaannya. Akan tetapi jangan pernah terputus doa darimu, itulah yang sangat ia harapkan dalam kuburannya. Berinfaklah, bersedekahlah, dan berwakaflah untuknya, niscaya pahalanya akan melapangkan sempitnya kuburannya, akan menyinari gelapnya kuburannya. Berbuat baiklah kepada keluarga dekat ayah. Berbuat baik pula kepada sahabat-sahabat dekatnya. ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงูุฑู’ุฒูู‚ู’ู†ูŽุง ุจูุฑู‘ูŽ ูˆูŽุงู„ูุฏููŠู’ู†ูŽุง ุฃูŽุญู’ูŠุงุกู‹ ูˆูŽุฃูŽู…ู’ูˆุงุชู‹ุง โ€œYa Allah anugerahkan kepada kami berbakti kepada kedua orang tua kami, apakah mereka dalam kondisi hidup maupun telah tiada.โ€ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุฌู’ุนูŽู„ู’ู†ุง ู…ูู…ู‘ูŽู†ู’ ุจูุฑู‘ูŽ ูˆูŽุงู„ูุฏูŽูŠู’ู‡ู ุฃูŽุญู’ูŠูŽุงู†ู‹ุง ูˆูŽุฃูŽู…ู’ูˆุงุชู‹ุง โ€œYa Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya baik tatkala kedua orang tua masih hidup atau setelah meninggal dunia.โ€ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุนูู†ู’ู†ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุจูุฑู‘ู ูˆูŽุงู„ูุฏููŠู’ู†ูŽุง ุฃูŽุญู’ูŠุงุกู‹ ูˆูŽุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงุชู‹ุง โ€œYa Allah tolonglah kami untuk bisa berbakti kepada kedua orang tua kami, baik ketika mereka masih hidup maupun setelah meninggal dunia.โ€ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ููˆุงู„ูุฏููŠู’ู†ูŽุง ูˆูŽุงุฑู’ุญูŽู…ู’ู‡ูู…ู’ ูƒูŽู…ูŽุง ุฑูŽุจู‘ูŽูˆู’ู†ูŽุง ุตูุบูŽุงุฑู‹ุง โ€œYa Allah ampunilah dosa-dosa kedua orang tua kami dan sayangilah mereka sebagaimana mereka telah lelah mendidik kami ketika kami masih kecil.โ€ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฃูŽู†ู’ุฒูู„ู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุฑูุถูŽุงูƒูŽ ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ โ€œYa Allah turunkanlah keridaanmu untuk mereka.โ€ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุณู’ูƒูู†ู’ู‡ูู…ู’ ุงู„ููุฑู’ุฏูŽูˆู’ุณูŽ ุงู„ุฃูŽุนู’ู„ูŽู‰ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู ุจูุฑูŽุญู’ู…ูŽุชููƒูŽ ูŠูŽุง ุฃูŽุฑู’ุญูŽู…ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุงุญูู…ููŠู†ูŽ โ€œYa Allah tempatkanlah kedua orang tua kami di surga Firdaus.โ€ Disarikan oleh Firanda Andirja dari Khutbah Asy-Syaikh Hatlaan Ali Al-Hatlaan hafizahullah Footnote [1] Disahihkan oleh al-Albani dalam al-Irwaโ€™ 3/323 No. 838 dengan banyak jalan-jalannya yang saling menguatkan. [2] HR. Ath-Thabrani dalam al-Muโ€™jam al-Awsath 6/339 No. 6570, dan al-Baihaqi dalam Dalail an-Nubuwwah 6/305. [3] HR. Ahmad, Ibnu Majah, al-Hakim, dan Ibnu Hibban, dan disahihkan oleh al-Albani dalam ash-Shahihah No. 914. [4] HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dan disahihkan oleh al-Albani dalam ash-Shahihah No. 516. Sewaktu ada yang meninggal, banyak orang akan berdatangan ke rumah istri atau suaminya untuk menghibur dan membantu. Orang yang ditinggalkan itu tentu menghargai perhatian dari para kerabat dan sahabat. Tapi, rasa dukanya mungkin tidak bisa segera hilang, dan dia membutuhkan penghiburan serta dukungan untuk waktu yang lebih lama. Alkitab mengatakan, โ€Teman sejati penuh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara yang dilahirkan untuk waktu kesesakan.โ€โ€”Ams. 1717. Kalau bertemu dengan orang yang masih berduka, bagaimana hendaknya kita menyapa mereka? Alkitab memberikan petunjuk, โ€Hendaklah kamu semua sepikiran, memperlihatkan sikap seperasaan, memiliki kasih sayang persaudaraan, memiliki keibaan hati yang lembut.โ€ 1 Ptr. 38 Hingga beberapa waktu, perasaan orang yang berduka itu masih tidak keruan. Jadi, meskipun tulus, mungkin kurang bijaksana kalau kita mengatakan, โ€Bagaimana kamu sekarang, apa baik-baik saja?โ€ Dia mungkin berpikir, โ€Kamu tidak mengerti perasaanku, mana mungkin aku baik-baik saja?โ€ Akan lebih baik jika kita dengan hangat menanyakan kabarnya, lalu kita bisa mengatakan sesuatu yang membesarkan hati seperti, โ€Senang sekali ketemu kamu.โ€ Saudara bisa mengajak dia makan bersama atau jalan-jalan. Marcos, seorang duda, merasa terhibur oleh teman-teman yang datang berkunjung. Apa yang mereka bicarakan? Katanya, โ€Bukan tentang masalah saya tapi tentang apa saja yang menyenangkan.โ€ Seorang janda bernama Nina mengatakan, โ€Sahabat-sahabat saya sering mengatakan sesuatu yang tepat pada waktu yang tepat. Tapi, kadang mereka juga tidak ngomong apa-apa, mereka hanya menemani saya.โ€ Kalau dia ingin bercerita, dengarkan baik-baik dengan sabar. Jangan terlalu banyak tanya, dan jangan menghakimi. Kita tidak perlu memberikan nasihat tentang caranya seseorang harus mengungkapkan rasa dukanya atau berapa lama dia harus berduka. Jangan sakit hati kalau dia sedang ingin sendiri. Saudara bisa kembali lain waktu. Teruslah tunjukkan kasih.โ€”Yoh. 1334, 35.

khotbah kematian seorang ayah